
Tupkies dan Resep Branding Sukses di HIPMI UI Business Class Beginners 3
Salute, Pioneers!
Jumat, 9 Mei 2025 lalu, HIPMI UI kembali menghadirkan salah satu program unggulannya, yaitu HIPMI UI Business Class Beginners 3 (HBC Beg 3). Bertempat di Auditorium KKI FEB UI, acara ini berhasil menarik antusiasme puluhan mahasiswa dan entrepreneur muda yang penasaran dengan rahasia membangun brand yang kuat sejak awal. Dengan tema “Branding from Scratch: A Guide to Building Your Business and Its Identity”, acara ini menghadirkan Tupkies sebagai narasumber utama—sebuah brand cookies kekinian asal Bandung yang viral di TikTok dan digandrungi oleh banyak kalangan muda.
Branding yang Menggugah Selera
Tupkies bukan sekadar toko cookies. Mereka menjual pengalaman, cerita, dan identitas. Dikenal dengan produk andalannya yaitu Cookies Geprek—cookies dengan isian cokelat leleh yang disajikan hangat dan dilengkapi es krim vanilla di atasnya—Tupkies sukses menggabungkan inovasi rasa dengan pendekatan branding yang cerdas.
Di HBC Beg 3, Tupkies membagikan kisah perjalanannya: mulai dari awal ide bisnis, “trial and error” dalam memilih rasa, hingga keputusan-keputusan branding yang kini menjadikan mereka sebagai salah satu kuliner viral di Bandung. Dengan semangat transparansi, mereka menjelaskan bagaimana pentingnya membangun identitas visual, cerita brand yang kuat, hingga menjaga konsistensi customer experience.
Pilar Branding Menurut Tupkies
Dalam pemaparannya, Tupkies membedah beberapa prinsip utama dalam membangun brand dari nol:
1. Visual Identity yang Konsisten
Logo, warna, desain packaging—semuanya harus mencerminkan kepribadian brand. Bagi Tupkies, mereka memilih warna hangat dan font yang playful untuk membangun kesan ramah, fun, dan dekat dengan audiens muda.
2. Cerita di Balik Produk
Konsumen kini tidak hanya beli produk, tapi juga beli cerita. Bagaimana brand lahir, bagaimana perjuangannya, hingga nilai-nilai yang dibawa. Tupkies memposisikan dirinya sebagai brand yang inklusif, kreatif, dan dekat dengan komunitas.
3. Pengalaman Pelanggan yang Tak Terlupakan
Dari proses pembelian hingga after-sales, semuanya harus meninggalkan kesan yang menyenangkan. Tupkies menerapkan pendekatan ini mulai dari pelayanan di toko, interaksi di media sosial, sampai packaging yang dikurasi secara detail.
4. Platform yang Tepat
Tupkies paham benar bahwa target mereka adalah Gen Z. Maka, mereka tidak hanya aktif di Instagram, tapi juga memaksimalkan TikTok sebagai alat promosi utama. Melalui konten-konten ringan dan relatable, mereka berhasil menjangkau pasar yang lebih luas.
Kelas Bisnis yang Fun dan Relevan
Sesi bersama Tupkies ini tidak hanya edukatif, tapi juga sangat interaktif. Peserta diajak berdiskusi, bertanya, bahkan melakukan mini-case challenge tentang membangun identitas brand mereka sendiri. Banyak peserta yang terinspirasi untuk mengembangkan usaha dengan pendekatan storytelling dan branding yang lebih matang.
Tidak sedikit pula yang merasa relate dengan perjuangan Tupkies dalam menghadapi tantangan membangun bisnis dari nol. Salah satu peserta mengatakan, “Aku kira branding itu cuma soal logo, tapi ternyata itu tentang semua hal yang kita tampilkan dan rasakan sebagai brand.”
Kenapa Acara Seperti Ini Penting?
HIPMI UI melalui program HBC tidak hanya menghadirkan teori, tapi juga praktik langsung dari pelaku industri. Ini yang membedakan HBC dari seminar bisnis lainnya. Peserta bisa melihat bagaimana sebuah brand tumbuh dari realitas lapangan—bukan sekadar textbook.
Dengan terbukanya akses untuk publik dan tanpa biaya masuk, HBC membuka ruang belajar yang inklusif, kolaboratif, dan relevan. Acara seperti ini tidak hanya penting bagi mahasiswa FEB UI, tapi juga mahasiswa lintas fakultas, pegiat startup, dan siapa pun yang tertarik pada dunia wirausaha.
Tentang HIPMI UI dan Makarapreneur
Program ini merupakan bagian dari inisiatif Makarapreneur, salah satu lini gerakan HIPMI PT UI yang fokus pada pengembangan kewirausahaan mahasiswa. Selain Business Class, Makarapreneur juga memiliki program lain seperti Makara Inspires (podcast & artikel), Bedah UMKM, dan Business Insight.
Semua inisiatif ini bermuara pada satu misi besar: mendorong mahasiswa untuk tidak hanya menjadi pencari kerja, tapi juga pencipta lapangan kerja. Dengan menghadirkan narasumber-narasumber inspiratif seperti Tupkies, HIPMI UI ingin membuka mata anak muda bahwa membangun brand dan bisnis bisa dimulai dari mana saja, asal dengan niat dan strategi yang tepat.
Closing Thought
HIPMI UI Business Class Beginners 3 bersama Tupkies sukses membuktikan bahwa branding bukanlah sekadar kosmetik bisnis, melainkan fondasi yang menentukan arah pertumbuhan sebuah brand. Dengan bekal cerita nyata, strategi aplikatif, dan atmosfer yang hangat, acara ini memberikan semangat baru bagi para entrepreneur muda di kampus.
Acara boleh selesai, tapi inspirasinya terus berjalan.
Sampai jumpa di episode selanjutnya, Pioneers